SEJARAH AI (Artificial Intelligence), yaitu pada tahun
1950 – an Alan Turing, seorang pionir AI dan ahli matematika Inggris melakukan
percobaan Turing (Turing Test) yaitu sebuah komputer melalui terminalnya
ditempatkan pada jarak jauh. Di ujung yang satu ada terminal dengan software AI
dan diujung lain ada sebuah terminal dengan seorang operator. Operator itu
tidak mengetahui kalau di ujung terminal lain dipasang software AI. Mereka
berkomunikasi dimana terminal di ujung memberikan respon terhadap serangkaian
pertanyaan yang diajukan oleh operator. Dan sang operator itu mengira bahwa ia
sedang berkomunikasi dengan operator lainnya yang berada pada terminal
lain. Turing beranggapan bahwa jika
mesin dapat membuat seseorang percaya bahwa dirinya mampu berkomunikasi dengan
orang lain, maka dapat dikatakan bahwa mesin tersebut cerdas (seperti layaknya
manusia).
Artificial Intelligence
dengan kognisi manusia?
Dalam pembahasan
kali ini saya akan membahas mengenai AI atau kecerdasan buatan dengan kognisi
manusia. Pada dasarnya komputer atau alat elektronik berteknologi tinggi adalah
buatan manusia. Itu berarti manusia memiliki kecerdasan diatas dari alat-alat
canggih tersebut. Artificial Intelligence (kecerdasan
buatan), komputer dan program-programnya yang menakjubkan sudah menjadi bagian
tak terpisahkan dalam hidup manusia.
Kecerdasan buatan, cabang ilmu komputer
yang berhubungan dengan pengembangan komputer (hardware) dan program-program
komputer (software) yang mampu meniru fungsi kognisi manusia. Kecerdasan buatan mencakup hasil dari produk
komputer yang dinilai cerdas jika dihasilkan oleh manusia.
Inteligensi adalah kemampuan untuk
memperoleh, memanggil kembali (recall), dan menggunakan pengetahuan untuk
memahami konsep-konsep abstrak maupun konkret dan hubungan antara objek dan
ide, serta menerapkan pengetahuan secara tepat.
Nickerson, Perkins
& Smith (1985), beberapa kemampuan yang mempresentasikan inteligensi
manusia:
a. Kemampuan mengklasifikasikan pola
b. Kemampuan memodifikasi perilaku secara adaptif
c. Kemampuan berpikir secara deduktif
d. Kemampuan berpikir secara induktif (generalisasi)
e. Kemampuan mengembangkan dan menggunakan model konseptual
f. Kemampuan memahami atau mengerti
a. Kemampuan mengklasifikasikan pola
b. Kemampuan memodifikasi perilaku secara adaptif
c. Kemampuan berpikir secara deduktif
d. Kemampuan berpikir secara induktif (generalisasi)
e. Kemampuan mengembangkan dan menggunakan model konseptual
f. Kemampuan memahami atau mengerti
Kecerdasan buatan pun
memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia, yaitu :
1.
Lebih bersifat permanen. Kecerdasan alami bisa
berubah karena sifat manusia pelupa. Kecerdasan buatan tidak berubah selama
sistem komputer & program tidak mengubahnya.
2.
Lebih mudah diduplikasi & disebarkan.
Mentransfer pengetahuan manusia dari 1 orang ke orang lain membutuhkan proses
yang sangat lama & keahlian tidak akan pernah dapat diduplikasi dengan
lengkap.Jadi jika pengetahuan terletak pada suatu sistem komputer, pengetahuan
tersebut dapat disalin dari komputer tersebut & dapat dipindahkan dengan
mudah ke komputer yang lain.
3.
Lebih murah. Menyediakan layanan komputer
akan lebih mudah & murah dibandingkan mendatangkan seseorang untuk
mengerjakan sejumlah pekerjaan dalam jangka waktu yang sangat lama.
4.
Bersifat konsisten dan teliti karena
kecerdasan buatan adalah bagian dari teknologi komputer sedangkan kecerdasan
alami senantiasa berubah-ubah
5.
Dapat didokumentasi.Keputusan yang dibuat
komputer dapat didokumentasi dengan mudah dengan cara melacak setiap aktivitas
dari sistem tersebut. Kecerdasan alami sangat sulit untuk direproduksi.
6.
Dapat mengerjakan beberapa task lebih cepat
dan lebih baik dibanding manusia
Selain dari penjelasan diatas, saya akan
menjelaskan mengenai AI (kecerdasan buatan) dengan system pakar ( ELIZA, PARRY,
NET TALK ).
Sistem
Pakar sebagai bagian Artificial Intelligence (AI) definisi yang populer dari AI
adalah bahwa AI menjadikan komputer berakting dan bergaya seperti halnya para
artis berakting di bioskop. Dan untuk saat ini banyak permasalahan dunia nyata
yang diselesaikan dengan menggunakan AI dan banyak juga aplikasinya yang
dikomersilkan (Muhammad Ahrami : 2005 : 1).
Sistem
pakar adalah salah satu cabang dari AI yang membuat penggunaan secara luas
knowledge yang khusus untuk penyelesaian masalah. Seorang pakar adalah orang
yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang mempunyai
knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu
dalam bidang yang dimilikinya. Ketika sistem pakar dikembangkan pertama kali
sekitar tahun 70-an sistem pakar hanya berisi knowledge. Namun demikian sekarang
ini istilah sistem pakar sudah di gunakan untuk berbagai macam sistem yang
menggunakan teknologi sistem pakar itu.
Teknologi
sistem pakar ini meliputi bahasa sistem pakar, program dan perangkat keras yang
dirancang untuk membantu pengembangan dan pembuatan sistem pakar.
ELIZA
Pada
1966, Joseph Weizenbaum dari MIT memperkenakan Eliza, suatu program komputer
yang mampu berkomunikasi dan bisa menanggapi manusia dengan menggunakan bahasa
sehari-hari. Weizenbaum berharap Eliza dapat menembus dinding pembatas antara
komputer dan manusia. Sayangnya, Weizenbaum justru mendapati bahwa manusianya
sendiri terlalu bersemangat untuk menembus dinding itu. Eliza diprogram untuk
memberi tanggapan seperti ahli psikoterapi, dimana pernyataan seperti “saya
punya masalah dengan ayah saya” memicu Eliza menanggapi dengan “cerita lagi
lebih banyak tentang beliau.”
PARRY Colby,
Hilf, Webber dan Kraemer (1972) mensimulasikan seorang pasien, dan
menyebut program ini PARRY, karena ia mesimulasikan seorang pasian paranoid.
Mereka memilih seorang paranoid sebagai subyek karena beberapa teori
menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoia memanga ada, perbedaan respon
psikotis dan respon normalnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan
penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan
antara respon simulasi komputer dan respon manusia.
NETtalk progam
ini jenisnya cukup berbeda, berdasarkan pada jaring jaring neuron, sehinnga
dinamakan NETtalk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowki disekolah medis
harvard dan Rosenberg di universitas Princeton. Dalam program ini,
NETtalk membaca tulisan dan mengucapkannya keras – keras. NETtalk membaca
keras-keras dengan cara mengkonversi tulisan menjadi fenom-fenom, unit dasar
dari suara sebuah bahasa. Sistem ini memiliki tiga lapisan: lapisan input,
dimana setiap unit merespons sebuah tulisan; lapisan output, dimana unit
menampilkan ke 55 fenom dalam bahasa inggris; dan sebuah lapisan unit
tersembunyi, dimana setiap unit ditambahkan koneksinya pada setiap unit input
maupun output. NETtalk membaca dengan memperhatikan setiap tulisan satu demi
satu, dan dengan menscanning tiga tulisan pada setiap sisi demi sebuah
informasi yang kontekstual. Disini lafal ‘e’ pada ‘net’, ‘neglect’, dan ‘red’
bisa ditangkap dengan bunyi yang berbeda. Setiap NETtalk membaca sebuah kata,
program ini membandingkan pelafalannya dengan lafal yang benar yang disediakan
manusia, kemudian menyesuaikan kekuatannya untuk memperbaiki setiap kesalahan.
Penggunaan Artificial Intelligence sebagai
expert
Kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence) Menurut Raymond McLeod, Jr dan George P. Schell, 2008
adalah aktivitas penyediaan mesin seperti computer dengan kemampuan untuk
menghasilkan perilaku yang akan dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan
tersebut ditampilkan oleh manusia. Kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence) merupakan aplikasi computer yang paling canggih karena
aplikasi ini berusaha mencontoh cara pemikiran manusia.
Sistem Pakar (Expert System) adalah usaha
untuk menirukan seorang pakar. Biasanya, Sistem Pakar berupa perangkat lunak
pengambil keputusan yang mampu mencapai tingkat performa yang sebanding sengan
seorang pakar dalam bidang problem yang khusus dan sempit.
Contoh kasus dari uraian diatas mengenai AI (kecerdasan
buatan) :
AI
untuk meringankan tugas manusia dapat kita lihat pada robot atau mesin yang
dikendalikan oleh komputer tetapi masih dapat bernalar, seperti memutuskan
sebuah tindakan dapat di lihat pada robot-robot asal jepang yang dapat
memainkan biola, melayani kostumer restoran dan membersihkan meja, robot anjing
dan kucing yang beraktivitas sesuai dengan program yang ia miliki berdasarkan
apa yang ia tangkap dari lingkungannya atau sentuhan yang ia rasakan, ada robot
roda satu yang bisa menyeimbangkan diri diatas kakinya yang hanya berupa roda 1
buah layaknya sepeda pemain sirkus, bahkan ada pula robot penjinak bom,
sosialita dan penari, serta mesin-mesin dan robot-robot produksi.
Selain
itu kita bisa melihat film-film modern saat ini seperti transformer. Film tersebut menceritakan mesin yang ingin
merdeka, bahkan berposisi dalam tingkatan kasta diatas manusia, mesin dan
komputer dalam film ini memiliki hasrat atau keinginan untuk mendapatkan
kepuasan, dengan kata lain robot-robot dalam film-film tersebut
memiliki emosi, sifat-sifat layaknya manusia.
Artifisial
intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang dimiliki oleh banyak program yang
ada pada komputer dan juga dimiliki oleh mesin atau robot yang dijalankan oleh
komputer. Misalnya pada Game, dimana game memiliki beberapa tingkatan
kecerdasan dalam meladeni kemampuan pemainnya, ada mudah, sedang dan rumit. Baik,
untuk mengenal lebih lanjut apa itu Artifisial intelligence (AI) atau
kecerdasan, berikut saya bahas pengertian Artifisial intelligence, hubungannya
dengan kognitif manusia dan hubungannya dengan sistem pakar.
DAFTAR PUSTKA
Kusrini.
(2006). Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : ANDI
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan,
artikel tentang Kecerdasan Buatan, diakses pada tanggal 15 Januari 2015.